Di
kedalaman hatiku, tersembunyi harapan yang suci
Tak
perlu engkau menyangsikan lewat kesalihanmu
yang
terukir menghiasi dirimu
Tak
perlu dengan kata-kata
Sungguh,
walau ku kelu tuk mengungkapkan perasaanku
Namun
penantianmu pada diriku, jangan salahkan!
Kalau
memang kau pilihanku
Tunggu
sampai aku datang nanti
Kubawa
kau pergi ke surga abadi
Kini
belumlah saatnya aku membalas cintamu
Nantikanku
di batas waktu….
Adem
ayem…
begitulah rasanya saat mendengarkan lagu Edcoustic. Liriknya menentramkan.
Mulai dari Doa Kalbu, Sendiri Menyepi, Ku
Pergi, Muhasabah Cinta, hingga Nantikanku
di Batas Waktu yang liriknya ada di atas, semuanya TOP begete. Lagu-lagu
Edcoustic memang bisa menjadi teman merenung untuk intropeksi diri (Ingat
lho…hari ini harus lebih baik dari hari kemarin, jika gak mau di bilang sebagai
orang yang merugi).
Nantikanku
di Batas Waktu, tentu kita sudah paham maksud yang
diutarakan lirik lagu ini. Tidak menghalalkan pacaran, itulah salah satunya.
Setidaknya, itulah yang kutangkap. Dalam lirik tersebut, sang empu menyampaikan
sebuah makna implisit dalam nada-nada syair islaminya. Mengilhami sebuah dalil
yang mengatakan “ dan janganlah mendekati zina” syair ini menyampaikan pesan
dengan nada yang indah. Dua jempol untuk Edcoustic.
Bagaimana pendapat Anda? Setuju,
kurang setuju, atau bahkan tidak setuju. Ya, itu terserah Anda. Demokratis-lah. Bukankah negara kita menganut
sistem demokratis saat memilih pemimpin? (Meskipun masih terkesan
compang-camping –Anda tentu mengerti maksud saya-). Begitu pula dengan
tanggapan Anda tentang pendapat di atas. Anda pun boleh setuju, kurang, atau
bahkan tidak.
Bagaimana dengan saya? Hmm, kalau
saya sih fivety-fivety… (lhooo??) Di
lihat dari segi positifnya, manfaat pacaran memang ada. Namun, ternyata dampak
negatifnya jauh lebih besar (Tak perlu saya kemukakan di sini, saya yakin Anda
sudah mengetahuinya -betapa baik hatinya saya, selalu menganggap Anda sudah
tahu- heehee). Melihat pergaulan pemuda zaman sekarang, pacaran adalah tren
gaul yang tak terpisahkan (begitulah pandangan saya). Bahkan, mereka yang tak
mau pacaran sering dibilang nggak gaul loe (INGAT: sesuaikan logatnya). Namun,
bagi Anda yang sudah berprinsip untuk tidak pacaran, jangan dengarkan
komentar-komentar negatif. Yakinlah, hidup adalah pilihan, dan saya yakin
pilihan Anda adalah pilihan yang tepat (setidaknya bagi Anda sendiri).
Sedikit bercerita (curhat kali ya?)
saya akan berbagi cerita tentang diri saya. Saat ini, sepertinya lagu Nantikanku di Batas Waktu adalah syair
yang tepat untuk melukiskan perasaan saya (INGAT: hanya saat ini dan –bisa
berubah sewaktu-waktu kapanpun saya menghendaki- hihihi). Ya…. Saya yakin Anda
tahu-lah bagaimana cerita yang senada
dengan syair lagu di atas.
Itu cerita saya, bagaimana dengan
cerita Anda? (saya siap membacanya, setelah Anda membaca dan memberi komentar
tulisan ini, J)